Tiba saatnya kita bersyukur

20.31 Edit This 0 Comments »
"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (An- Naml : 40)


Sungguh kita telah diuji dengan apa – apa yang kita miliki, diantara nya adalah waktu luang yang kita miliki yang selama ini terbuang sia – sia , kita lebih banyak bersenda gurau yang tiada manfaat betapa kita terlena terbuai sehingga melupakan apa yang menjadi kewajiban kita. Tiap hari kita mengulangi kejadian – kejadian yang sama tidakkah kita berpikir dengan pengulangan – pengulangan tersebut agar kita bisa melihat dengan jelas apa yang menjadi kekurangan kita. Bukankah kita seharusnya memikirkan apa – apa yang telah kita perbuat menghisab apakah kebaikan hari ini lebih banyak daripada keburukan yang telah kita lakukan. Seharusnya kita harus selalu mencari dan mencari apa yang menjadi kekurangan kita. Banyak dari kita yang tiada menyadari bahwasannya sang waktu berjalan dengan cepat memakan usia kita, waktu yang kita miliki tidaklah menjadi berkah akan tetapi banyak menambah dosa. Apakah kita tidak berpikir bekal yang kita bawah diakhirat nanti mencukupi atau tidak?.

Seandainya kita mau merenungi apa – apa yang telah berlalu dari waktu –waktu yang kita punyai, sungguh karunia waktu yang diberikan Allah sungguh tiada terkira padahal sesungguhnya Allah memberikannya agar kita bisa lebih mendekat kepada – Nya untuk kebaikan kita diakhirat.

Masih belum datang bagi kita kesempitan yang membuat kita merasa sesak dan tidak berdaya untuk melaksanakan kebaikan – kebaikan, sungguh kita telah ingkar atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita bila kita tidak mensyukuri dengan menjalankan segala perintah - Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan – Nya.

Janganlah mengira kita hidup didunia dalam jangka waktu yang lama padahal hidup yang kita lalui hanya sekejapan mata . Sungguh karunia Allah tiada terkira kepada kita namun sedikit sekali diantara kita yang bersyukur. Padahal rasa syukur kita adalah untuk kebaikan kita sendiri, seandainya diantara kita mengingkari sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi MahaMulia.
Waktu itu bagai ujung pedang yang terhunus ketika kita lengah , sang waktu akan membinasakan kita . Sungguh banyak karunia dari Allah yang kita ingkari , waktu luang hanyalah sekian dari nikmat Allah yang diberikan kepada kita namun sedikit sekali kita bersyukur. Belum tibakah saatnya bagi kita untuk menyadari bangun dari mimpi – mimpi panjang yang telah membuai kita dalam dekapannya.

Sungguh kita telah jauh tertinggal dari pendahulu – pendahulu kita, langkah – langkah kakinya seolah terhapus oleh roda - -roda waktu sehingga kita tidak bisa menelusuri jejak peninggalannya sehingga membuat kita tersesat tanpa tahu arah dan tujuan dari perjalanan kita. Seolah kita menjalani hidup kehidupan dengan sadar padahal hati dan akal pikiran masih tertidur , kita menjalani hari kemarin sama dengan hari ini tanpa berusaha untuk melakukan perbaikan sama sekali. Sudah saatnya kita bangunkan akal pikiran kitauntuk mensyukuri nikmat yang kita terima dengan beribadah kepada – Nya agar kita tidak termasuk manusia – manusia yang ingkar. Bukankah Al – Qur’an yang mulia telah memberikan pelajaran dari umat – umat terdahulu agar kita berpikir dan mengambil pelajaran didalamnya

Bangunlah hati yang tertidur, sudah saatnya bagi kita menanam pohon – pohon kebaikan agar kita mendapatkan buahnya, tidakkah kau lihat setelah bangun dari mimpi – mimpi yang membelenggumu pohon – pohon itu telah tumbuh dan berkembang menebarkan kesejukannya sedang kita saat ini belum menanamnya .

Kita bagai seorang pengembala akan tetapi yang kita gembalakan adalah nafsu – nafsu yang ada dalam diri kita agar mereka bisa tunduk taat kepada kita untuk menjalan perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya, sungguh jalan ketaatan itu sangat licin dan membuat kita tergelincir akan tetapi bagaimanapun beratnya kita harus menjalaninya agar hati kita senantiasa dekat dengan – Nya dan Allah akan mencuci debu – debu dosa yang ada pada diri kita.

Hati mu seperti pakaian yang senantiasa bisa robek dan apabila kita tidak menambalnya setiap saat setan akan datang dengan riang gembira memasukinya , jahitlah hati kita yang terobek itu agar kita bisa menghadap diakhirat kelak tanpa celah pada diri kita. Senyampang masih ada kesempatan, cahaya Illahi masih bersinar masih terbentang jalan untuk kembali kepada –Nya , agar kita bisa bersorak gembira di surga – Nya yang iya benar – benar nyata.

0 komentar: