Bidadari Pun Ngomel

15.04 Posted In Edit This 0 Comments »
Pagi itu , kedai Cak San belum ada pelanggan yang datang. Kecuali seorang kakek tua yang bertubuh kurus dan berwajah pucat. Badannya gemetaran dan tubuhnya dibungkus sarung sampai menutup kepalanya.

“ Lagi sakit, Mbah..”

“Wajah Mbah kelihatan pucat. Mbah mungkin terserang demam..”

Kakek itu diam saja. Ketika secangkir kopi disodorkan di hadapannya , ia raih cangkir itu segera. Dan suara sruputan itu terasa nikmat sekali.

Pardi dan Dulkamdi datang bersamaan, sepulang dari jama’ah subuh masjid Raudah. Agak jauh dibelakang Kang Soleh dan rombongannya., sedang asyik berbincang . Satu per satu akhirnya mereka memasuki kedai Cak San.

Kakek tua itu menggeser pantatnya menuju sudut mendekati perapian, tempat memanggang pisang bakar. Kehadirannya terasa tak ingin diketahui oleh orang –orang itu. Tapi Dulkamdi menangkap sesuatu yang ganjil kakek itu. Wajahnya yang pucat, tapi menggambarkan senyuman bak mawar pagi.

“ Mbah.., dari mana Mbah, kok saya tidak pernah jumpa, Mbah..”

“ Dari rumahnya Gusti Allah.. Maunya, ya menuju rumah nya Allah. Tapi saya kesrimpet dijalan. Saya baru saja diomeli habis – habisan oleh para bidadari..”

Betapa terkejutnya para hadirin di kedai mendengar jawaban kakek tua itu. Sedang wajah kakek tua itu ekspresinya tetap saja dingin, seperti menyimpan rahasia terdalam.

“ Ke rumah Allah, kok mampir di kedai jelek ini Mbah..” Goda Pardi.

“ Karena saya jengkel sama bidadari itu. Jadi.. lebih baik saya ngopi di kedai ini … ngga papa kan?"

Mendengar jawaban itu , Pardi jadi penasaran. Sebab, semalaman baru saja ia diomeli istrinya, dan pagi – pagi ke kedai Cak San, siapa tahu , dapat hiburan segar yang bisa membugarkan hatinya yang kecut.

“Memang bidadari ada yang ngedumel, Mbah..”

Kakek itu tiba –tiba terdongak dan meledakkan ketawanya sampai napasnya habis. Yang tersisa adalah batu – batuk yang ngikil, akibat tersedak oleh napasnya yang hampir terhenti.

Kang Soleh yang sejak tadi sudah menaruh perhatian pada kakek tua itu, matanya tak berkedip memandangnya.

“ Pasti, si tua ini bagian dari Sirrulah.. (rahasia Allah) yang tersebar dimuka bumi..” katanya dalam hati.

“ Ya bisa ngedumel dan cemburu dan … kalau perlu kamu akan diomeli habis-habisan..”

“Memangnya , Mbah diomeli ?”

“ Wah.. wah… wah.. sudah tiga bulan ini saya tidak bisa tidur..” kata kakek tua itu, yang tidak meneruskan ucapannya.

Pardi, Dulkamdi, dan Kang Soleh terjengak mendengar kisah kakek itu. “ Saya juga tidak doyan makan, paling – paling hanya minum saja. Sekarang ini perut saya terasa lapar sekali setelah di omeli bidadari… Memang.. memang.. itu salah saya sendiri. Tapi.. memang nafsu itu.. nafsu itu..”
Orang – orang pada terdiam

“ Teruskan Mbah…” pinta Pardi.

“ Nafsu itu membuatku lalai. Aku hanya ingin istirahat sejenak denga rasa lelah yang kurebahkan, tiba tiba bidadari itu muncul. Matanya yang tajam penuh amarah dan cemburu, “ Heh , kakek tua.. baeratus-ratus tahun aku merindumu, memujamu, membayangkan drama cinta kita yang mesra dan romantic, tanpa makan, tanpa tidur.. bahkan untuk mimpi pun aku tak mau…kecuali mimpi denganmu wahai kakek tua. Kok tiba – tiba semalam kamu terlelap dalam tidurmu..sementara aku tak memejamkan matamu…” Begitu omelan bidadari itu padaku. Lalu aku terbangun, dan nafasku hampir copot. Aku ketakutan, lari kesana kemari, sampailah aku ke kedai ini….”

Pardi keliahatan bengong melompong mendengar kisah menarik kakek tua ini. Bahkan, Dulkamdi tak kuat menahan harunya, lalu air matanya mengembang dan mulutnya terkunci rapat menahan emosi yang hendak meledak dalam tangisnya.

“Mbah, sampean merindukan bidadari…”

“ Sebenarnya saya tidak membayangkanya, apalagi merindukannya. Tapi saya kasihan melihat bidadari itu. Jadinya saya kasihan pada diri sendiri. Begitu nafsuku ingin menikmati tidurku, bidadari itu mencemburuiku…”

“Okhhhhhhh… saya paham… saya paham… Mbah, tapi Mbah pasti lebih paham…” kata Kang Soleh.

Kang Soleh mendekati si Mbah itu.Ia dekatkan mulutnya ke telinganya, komat kamit membisikkan sesuatu. Ganti si kakek tua itu mendekatkan mulutnya ke telinga Kang Soleh, mulutnya komat – kamit . Lalukeduanya tertawa terbahak – bahak seperti dua orang sahabat lama yang baru saja bertemu. Entah, apa yang mereka katakana berdua itu. Wallahu A’lam.

Sumber : Kang Muhammad Lukman Hakim

Iqra’ dengan Kalbu

17.37 Posted In Edit This 0 Comments »
Pardi berkeringat basah pagi itu. Nafasnya ngos – ngosan, seperti baru dikejar raja babi hutan.

“Olahraga kok dipaksa, Di. Kalau ngga kuat istirahat dulu . Jangan langsung lari tiga kilo.. “ sindir Dulkamdi

“Olahraga gundhulmu itu, “ jawab Pardi ketus.

“Terus?”

“ Saya ini cepat –cepat lari kemari, khawatir telat ketemu orang – orang disini, terutama pada Kang Soleh, sebab kabarnya ia mau pergi ke Jakarta “

“Ada apa sih?”

Sambil meredakan nafasnya, Pardi menjawab,

“Semalam saya menghadiri diskusi dikota , Dul. Narasumbernya dari Jakarta dan Surabaya. Ada Penanya yang cukup mengagetkan . dan lebih kaget lagi , narasumbernya tidak tahu jawabannya. “

“Memangnya bertanya apa, Di. Kan biasa dalam diskusi, kalau tidak bisa jawab, ya sudah, kalau berbeda pendapat , ya wajar..”

“ Orang itu menanyakan , kapan thariqat itu dimulai di zaman Rasul? Kapan pula Tasawuf dikembangkan? Nah, saya ikut manggut – manggut saja , ingin mendengarkan bagaimana jawabannnya, soalnya saya juga ngga mengerti, kapan ya thariqat sufi dimaulai di zaman Rasul. Kalau bentuk – bentuk alamiahnya, kita tahu, Dul. Kan banyak di buku – buku . Rupanya pertanyaan ini tidak ada dalam kitab maupun buku, Dul”

“ Bener juga kamu Di. Saya juga baru mendengarnya, Di..”


Rupanya hadirin di kedai Cak San menunggu seseorang , sebab mereka juga tidak tahu, kapan sufi di mulai di zaman Rasul?

“ Nah ini biangnya Kang, saya ngga mau basa – basi. Kapan sih dunia Thariqat sufi dimulai di zaman Nabi Muhammad S.A.W ?” Tanya Pardi tiba – tiba pada Kang Soleh

“ Untuk apa kamu tanyakan itu” sahut Kang Soleh

“ Pokoknya buat kita – kita pentinglah , Kang “

“ Kalau saya beri tahu, biar kamu nanti bisa berdebat begitu?”

“ Bukan begitu Kang . Kita – kita ini juga tidak tahu Kang, kata Dulkamdi juga tidak ada di kitab kuning..”

“ Memang Di, di kitab kuning tidak ada, apalagi kitab putih . Sebenarnya , kalau kita telusuri lebih dalam lagi juga ada. Hanya saja, perlu dijelaskan dengan pandangan – pandangan yang lebih tegas lagi.”

“Betul Kang..” jawab mereka kompak


“ Begini, Singkat saja ya.. Sejak Nabiyullah dan Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, sejak saat itu beliau adalah Nabi yang Sufi dan RAsul yang Sufi. Nubuwah dan Risalah Islam tentu secara keseluruhan mengandung dimensi sufistik semuanya. Kecuali mereka yang hanya melihat Islam dari bentuk dan kulitnya saja, akan menolak semua ini. Singkatnya, sejak Rasulullah menerima wahyu pertama kali di Gua Hira’ , saat itulah secara deklaratif misi sufi menjadi substansi wahyu itu sendiri. Rasulullah merasa tidak bisa membaca. Sebab yang bisa hanyalah Allah. Namun ketika Jibril meneruskan “ Bacalah, dengan nama Tuhanmu.. dst” Rasulullah langsung membacanya.

Maksudnya, Jibril meminta membaca dengan dan bersama Tuhan. Nama Tuhan itu adalah Allah. Allah hanyalah sebuah nama bagi Tuhan. Maka Nabi pun membacanya dengan kalbunya, lalu bergemuruhlah dada Nabi dengan sebutan Allah… Allah.. Allah hingga bertahun – tahun, sampai mengalami istighraq atau jadzab , atau tenggalam dalam lautan Illahi, hingga tubuhnya menggigil. Dzikrullah , sebagai elemen utama Sufi dimulai dalam gua itu, Nah, jelas, kan?” Kata Kang Soleh mengakhiri penjelasannya.

Mereka mendengarkan dengan penuh penyimakan dan persunyian. Rasulullah menyatukan dirinya denga Asma Allah itu dalam hatinya. Artinya Rasulullah membaca dengan kalbunya. Bacaan kalbu beda dengan bacaan lisan. Bacaan kalbu adalah hasrat dan seluruh fakta kebenaran ideal yang terus bergelora.

Sumber : Kang Muhammad Lukman Hakiem

CINTA ITU SAJA

12.12 Edit This 0 Comments »
CINTA HANYALAH SEPENGGAL KISAH YANG AKHIRNYA BERLALU SEIRING BERJALANNYA WAKTU

CINTA KAU TERKUBUR DALAM KENANGAN MASA LALU INGIN MENYENTUH NAMUN TERASA JAUH

CINTA HANYA MENJADI BAYANG – BAYANG HIDUP YANG MENGIKUTI LANGKAH – LANGKAH KAKI

CINTA HANYALAH SEBUAH OBSESI DAN CITA YANG SEMU YANG MUSNAH SEPERTI DEBU TERTIUP ANGIN MENGHANCURKAN JIWA YANG RAPUH

CINTA SEPERTI API YANG MEMBAKAR RANTING MENGHANGUSKAN SELURUH TUBUH PENDERITAANNYA TERASA HINGGA DIKALBU

CINTA SEPERTI DENTING MUSIK YANG MANGHANYUTKAN JIWA PIKIRAN PUN MELAYANG DIBUAT NYA

CINTA HANYALAH KESEDIHAN SESAAT YANG AKAN TERHAPUSKAN OLEH KEBAHAGIAAN YANG DATANG PADA AKHIR PENANTIAN

CINTA KAN MEMBAWA JIWA MANUSIA PERGI BERSAMA NYA MESKI ARAL MELINTANG JALAN PUN AKAN DI TEMPUH WALAU DENGAN TUBUH YANG TIDAK UTUH

CINTA KAU MEMBUAT INSAN HILANG DIKERAMAIAN TANPA TAHU ARAH YANG AKAN IA TUJU MEMBUAT HATI TERSEDU – SEDU

CINTA SETIAP INSAN JATUH BANGUN UNTUK MENDAPATKANMU MESKI HARUS BERKORBAN NYAWA YANG KE TUJUH

CINTA BILA ITU DIRIMU KAU HANYALAH ANGAN SEMU DAN FATAMORGANA MEMBUAT BANYAK MANUSIA TERTIPU OLEHMU

CINTA SEPERTI APAKAH WUJUDMU SEBENARNYA…

APA YANG KAU INGINKAN DARI ANAK ADAM…

KADANG KAU HANCURKAN HARAPANNYA HINGGA BERKALANG TANAH HINGGA HIDUP PUN TIADA BERGUNA

KADANG KAU MEMBAHAGIAKANNYA HINGGA SUKMANYA MELAYANG HINGGA KE ANGKASA

APAKAH KEHENDAKMU TERHADAP ANAK ADAM MEREKA BUKANLAH MAINAN YANG LUCU

KINI KU TAHU KAU HANYALAH MANIFESTASI NAFSU YANG ADA DALAM TUBUH MANUSIA DAN BERCAMPUR DENGAN DARAH DAN RASANYA

CINTA ITU SEPERTI AIR JERNIH BILA KAU TIADA CAMPURKAN SEBUTIR NAFSU IA AKAN MEMANCARKAN KEBENINGANNYA

JANGAN KAU KERUHKAN CINTA DENGAN NAFSU ITU SAJA

Saat perpisahan

09.55 Edit This 0 Comments »
Jangan kau tangisi kepergianku lepaskan aku dengan rela sahabat , jangan memberatkan ruhku dengan tangismu , perjalanan didunia telah kulalui tiada derita yang kurasakan kini , semua insan akan melalui pintu – pintu gerbang perjumpaan dengan – Nya, kenanglah aku sahabat rasakan getar – getar kasih sayang persahabatanku padamu yang kan mengikatku denganmu hingga kita bersua di surga – Nya nanti.

Kini tiada penderitaan lagi yang kurasa yang mencengkeram ragaku tiap saat, tiada kelegaan yang aku alami selain menanti debar –debar perjumpaanku dengan – Nya. Sahabat, sekian banyak angan dan mimpiku dunia yang tiada terwujud tiadalah aku sesali , semua hanyalah angan semu yang tiada bermanfaat ketika aku menghadap haribaan Illahi, aku pergi dengan senyuman yang mengiringi perjalananku , hidup hanyalah sekejap mata sahabatku jangan kau sia – siakan kesempatan yang tiada aku miliki Tuhan telah merengkuh diriku di sisi – Nya aku rasakan pelukan kasih sayang – Nya yang mencabut nyawaku dengan kelembutan – Nya sebagai pengganti rasa sakit yang ku alami selama ini.

Jangan kau pernah lupakan aku sahabat aku kan selalu menanti do’a mu disana agar aku senantiasa merasakan kehadiranmu dalam alam sana, meski raga telah mati meski raga tak lagi bernyawa persahabatan kita akan abadi di dunia dan akhirat nanti, sahabat aku menantimu disini aku kan selalu merindu pertemuan denganmu agar kesunyianku di alam ini segera sirna dengan kehadiranmu di sisiku, masih ku ingat gelak tawa yang mengiringi hari – hari kita , duka lara yang telah kita lalui bersama getar – getar dan hangatnya persahabatan dirimu dan diriku , persahabatan yang telah lama kita jalin saat sebelum azali saat kitab – Nya menuliskan namamu dan namaku , aku tahu kita adalah sahabat sejati di dunia maupun diakhirat nanti.

Peluk erat diriku sahabatku dengan lantunan do’a mu padaku yang akan menghangatkan dan menerangi diriku di alam ini jangan kau biarkan aku dalam kegelapan yang mengiringi dalam hari – hariku disini , tiadakah kau ingin sahabatmu ini merasakan sebentuk persahabatan hakiki darimu, persahabatan yang telah lama terjalin jangan kau hapuskan dengan kelupaanmu padaku, jangan kau lupakan diriku disini aku kan merasa sepi sunyi sendiri tanpa mendengar lantunan do’a mu padaku. Sahabat jangan kau lupakan aku dengan kesibukanmu didunia, aku akan menjadi manusia yang paling bersedih akan putusnya jalinan persahabatan yang telah lama kita miliki, jangan lupakan aku sahabat itu akan membuatku bersedih sepanjang masa.

Sahabat yang aku khawatirkan pada dirimu ketika bersua dengan jiwa – jiwa yang baru dan kau memiliki belahan jiwa yang baru yang membuatku merana disini tanpa pendar – pendar persahabatan darimu sunyi sepi , kegelapan yang abadi kurasa di alam ini. Sahabat masih kurasakan dekap hangat dirimu yang masih kurasakan dalam ruhku ini yang tiada ku lupa meski kau melupakan aku suatu saat nanti. Aku akan menanti mu disini di gerbang surgawi dengan sejuta rindu dan cinta yang ada dalam ruhku ini, aku akan menanti dalam setiap saat dalam hari – hari ku dialam ini, seandainya tiada kabar darimu aku akan meminta kepada Tuhan ku untuk menyampaikan salam rinduku padamu melalui mimpi – mimpi dalam malammu.

Sahabat aku berlalu dari hari – harimu, tersenyumlah sahabat itu yang kuingin darimu , senyum yang akan ku ingat selalu, senyum persahabatan saat – saat perpisahan antara dirimu dan diriku. Aku hanya meminta kepadamu tersenyum dalam setiap keadaan , jangan pernah mengeluh menghadapi cobaan yang kau jalani, bukankah kau mendengar lagunya dewa 19 sahabat ku “ hadapi dengan senyuman apa yang kan terjadi biarlah terjadi.. dst “ inilah ujian terberat bagiku sahabatku daripada sakit yang menderaku , perpisahan antara dirimu dan diriku yang semua pasti terjadi, jangan biarkan dirimu larut dan hanyut dalam kesedihan yang membuatku bersedih dialam sana, bukankah dirimu rela Tuhan telah melebur dosa – dosaku melalui sakit yang kualami didunia , aku telah rela pada – Nya dan aku yakin Dia pun rela padaku, aku harap kau pun begitu.

Selamat tinggal sahabat aku akan menanti dirimu di gerbang surga – Nya dengan sejuta rindu di ruhku yang suci.

Kidung sunyi

08.37 Edit This 0 Comments »
Ketika sunyi menjadi teman abadi, kemana diri akan pergi ditemani gelapnya hari yang selalu menyelimuti jiwa ini.

Bintang gemintang pun tiada bersinar kembali terhijab oleh kegelapan cahayanya yang penuh pesona kini tiada tampak lagi.

Sang rembulan tiada lagi tersenyum tampak olehku wajahnya yang bermuram durja , berduka memandang kegelapan yang menguasai hari.

Sunyi senyap hanya desir angin malam yang masih terasa dan kudengar melalui telinga. membisikkan kabar duka yang ada di semesta ini.

Tiada kata yang bisa kurangkai melukiskan kegelapan yang menguasai jiwa hinggi kini masih kurasa cengkeramannya mengakar di jiwa raga.

Kemana diri akan pergi padahal ia teman yang sejati. Gelap gulita tiada henti seiring berputarnya roda – roda zaman yang datang silih berganti.

Tiada beda bagiku siang ataupun malam hanya gelap mengikuti setitik cahaya yang hampir punah, terantuk oleh kerikil – kerikil tajam , lubang - lubang kegelapan mengintai menjerumuskan jiwa dalam gelap pekat tiada bertepi.

Kemana diri akan pergi padahal ia adalah teman yang sejati yang senantiasa menemani hari – hari, kuusir ia pergi namun ia selalu kembali mengikuti langkah – langkah kaki setiap saat mengintai tiada henti.

Perjalanan diiringi gelap dunia berkawan angin malam dan debu yang beterbangan , jalan tertatih menuju kampung yang hakiki.

Tiada kata yang terlintas mengungkap suasana hati yang menyelimuti perjelanan dimuka bumi , kampong penderitaan ku jalani demi menuju kampung yang hakiki kampung kebahagiaan yang sejati.

Berkawankan sunyi ditengah hari bersahabat kehampaan ditengah malam , perjalanan masih belum berhenti hingga nafas tiada berhembus kembali.

Rabi'ah al-'Adawiyah

09.07 Edit This 0 Comments »
Dikisahkan juga bahwa sepeninggal suami Rabi’ah Al- Adawiyah, Hasan Basri dan sahabat – sahabatnya pernah minta izin menemuinya. Mereka pun diberi izin , dan Rabi’ah pun duduk di balik tabir.
Hasan Basri dan segenap sahabatnya menyatakan, “ Suamimu sudah meninggal dunia maka kamu harus menikah lagi "

Rabi’ah menjawab, “ Memang demikian seharusnya . Akan tetapi, siapakah yang paling alim diantara kalia kalian ? Saya bersedia dinikahi olehnya.”

Semua yang hadir saat itu serempak menyatakan, “ Hasan Basri “

“ Jika anda bisa menjawab empat macam pertanyaan, saya akan menyerahkan diri saya untuk anda”

“Silakan. Kalau Allah memberikan taufik kepada saya, saya akan menjawab” jawab Hasan Basri
Rabi’ah memulai dengan pertanyaannya , “ Bagaimana pendapat anda, kalau saya meninggal. Apakah saya dalam keadaan iman atau tidak ?

“ Ini sesuatu yang gaib. Dan tidak ada yang gaib selain Allah” Jawab Hasan Basri

Pertanyaan kedua, “ Apa pendapat anda, kalau saya nanti dikuburkan dan ditanya oleh malaikat Munkr dan Nakir. Apakah saya mampu menjawab atau tidak ?“

“Ini juga sesatu yang gaib, sedangkan tidak ada yang tahu sesuatu yang gaib selain Allah,” jawabnya.

Pertanyaan ketiga, “ Jika manusia dikumpulkan , lalu kitab catatan amalan diberikan, apakah saya akan menerima kitab catatan amal saya dengan tangan kanan atau tangan kiri?”, “ Ini juga perkara gaib” jawab nya.

Pertanyaan terakhir, “Jika nanti manusia dipanggil sebagian ke surge dan sebagian lagi ke neraka maka saya berada dibagian mana?”

“Ini juga termasuk masalah gaib” jawabnya

Setelah Rabi’ah melontarkan keempat pertanyaannya dan tak satu pun sanggup dijawab oleh Hasan Basri, ia pun berkata, “ Anda kebingungan dengan empat masalah ini, sungguh tak terbayangkan bagaimana anda malah sibuk dengan urusan kawin segala?”

“Wahai Hasan” Lanjut Rabi’ah “Allah menciptakan akal ada berapa bagian?”

“Ada sepuluh bagian, Sembilan bagian bagi laki – laki dan satu bagian bagi perempuan” jawab Hasan Basri

Rabi’ah bertanya lagi,” Wahai Hasan, ada berapa bagian Allah mencitakan syahwat?”

“Ada sepuluh bagian, Sembilan untuk perempuan dan satu bagian untuk laki – laki” jawabnya.
Akhirnya Rabi’ah menjawab “Wahai Hasan, saya mampu menjaga sembilan bagian syahwat itu dengan satu bagian akal. Dan kamu tidak mampu menjaga satu bagian syahwat itu dengan Sembilan bagian akal.”

Mendengar jawaban tersebut Hasan Basri menangis dan pulang.

Bagaimana dengan kita kaum laki – laki, mampukah kita menjaga syahwat kita dengan sembilan bagian akal kita?semoga Allah memberi kekuatan kepada kita agar mampu menjaga syahwat dengan sembilan bagian akal yang kita miliki.

Akhirnya kau datang sahabat

16.09 Edit This 0 Comments »
Baru kurasa jiwa terbangun dari mimpi – mimpi indah yang membuaiku tenggelam dalam gelapnya dunia, semua bagai bayang – bayang yang mengikuti langkah - langkah kaki yang mengiringi kemanapun diri ini pergi, semua berlalu dihempas oleh waktu tiada tersisa dari apa yang kumiliki didunia, ingin kukatakan kepadamu betapa jiwa ini selalu merindumu dalam hari – hari yang kumiliki, kemana diri ini kan berlari dirimu menghantui diriku mengejar dalam tiap – tiap langkahku, tak ingin ku terbangun dari mimpi jika hal itu hanya menyirnakan semua yang aku miliki didunia , baru kusadari dunia hanya fatamorgana yang kan hilang sekejap mata tiada bekas yang tersisa tergilas oleh waktu, semua akan kembali dan aku pun juga kembali, dekapanmu masih kurasakan hangatnya ditiap pori – pori tubuhku seakan tak terlepaskan hingga membuat hidup terasa dialam lain.

Serasa berat melalui hari – hari hampa terasa sunyi seiring kepergianmu, ingin ku ingkari kenyataan ini bahwa dirimu berlalu pergi , yang menghempaskan ku dalam kubang – kubang penderitaan yang tak pernah kualami selama hidupku, hari – hari kulalui dengan angan – angan kosong dan pikiran yang membeku seolah jiwa ini terbang bersamamu, jangan pergi jiwaku aku kan lemah tanpamu aku takut melalui hari – hari – tanpa dirimu disisiku, tiada kekuatan yang kumiliki selain kehendak yang telah mati, duhai bintang gemintang kepada siapa aku mengadu kulihat dirimu hanya diam membisu menemaniku hati yang tersedu, duhai malam kurasakan dingin menyiksa jiwa dan tubuhku, tiada kau rasakan kesedihan yang kurasakan malam ini yang membuat lumpuh sendi – sendi kehidupanku, hidup terasa layu tak segar seperti dulu, wajah kusut masai raga tinggal tulang belulang hanya sedikit tersisa dalam hidupku, aku duduk terdiam termenung dalam kesendirianku menatap kosong seolah jiwa dan ragaku telah mati.

Hari pun berlalu menelan jam – jam dalam waktu hingga akhirnya kau datang sahabatku dengan senyum ramah yang menghangatkan jiwaku, memelukku dengan rasa persaudaraan yang mengalirkan energy kedalam tubuhku, pandanganmu yang teduh sungguh menentramkan jiwaku yang rapuh. Sahabat kata – kata mu sungguh itu yang ingin kudengar darimu setelah sekian lama tiada bertemu, kalimat - kalimatmu membangunkan jiwaku menyadarkan hati yang telah mati bertahun lamanya. Sahabat aku bersyukur kepada Tuhan yang menuntun langkah – langkah kakimu kepadaku, memberi petunjuk yang sangat berharga bagiku, pelita yang dulu padam kini bernyala kembali seiring kehadiranmu dalam hidupku, duka cita dan awan gelapnya kini telah sirna berlalu pergi dalam detik – detik hidupku. Sungguh terasa indah hidup yang kurasa , kini kusadari penderitaan hanyalah ujian dalam menjalani sisa –sisa dalam hidupku.

Ya Tuhan anugerah hidup yang kau anugerahkan hampir ku sia –siakan , aku bersyukur kepada – Mu memberi kesempatan diakhir perjalanan.

Perjalanan yang terhenti

13.04 Edit This 0 Comments »
Dalam diam ku menatap mentari hampa terasa, sekian lama kaki melangkah menuruti nafsu pribadi betapa banyak dosa – dosa yang kujalani yang memberatkan jiwa ini, tiada terasa waktu berlalu dan zaman pun berganti tiada bekal yang ku persiapkan didunia ini. Masih teringat manusia mengatakan “jalani hidup seperti air mengalir” , memang kita hanyalah setitik air yang merindukan samudera. Hidup adalah sebuah perjalanan jiwa untuk menghadap sang Khalik , kita hanyalah setitik debu dialam semesta yang akhirnya hilang tertiup angin.
Tiadakah mereka sadari sebenarnya kitalah air itu yang tercipta dari setetes air mani yang akhirnya kembali kepada – Nya , mereka mengatakan jalani hidup seperti air mengalir akan tetapi mereka tiada mempersiapkan diri untuk kembali kepada Illahi, betapa hari – hari sibuk dengan gemerlap nya dunia seolah hidup dalam jangka waktu yang lama, tiada bekal yang dibawa dari dunia melainkan hanya sedikit.
Kita mencari karunia – Nya disiang hari hanya sekedar untuk hidup didunia dan menjalankan amanah dari Illahi, betapa sayang hidup didunia tanpa makna yang berarti dan sia – sia dari waktu yang kita jalani.
Pada hakikatnya kita seperti air begitu jernih dan begitu suci akan tetapi sedikit sekali yang menyadari hakikat diri pribadi, seandainya mereka menyadari mereka akan berbondong – berbondong untuk mengembalikan pada fitrah yang sejati , akan tetapi sayang setan dan nafsu telah menguasai dengan godaan – godaan dunia membuat mereka lupa akan diri pribadi, sungguh perjalanan didunia sangatlah berat banyak godaan yang harus dilalui hingga banyak yang lalai akan kewajiban yang dijalani.
Aku hanya bisa berdo’a semoga Allah menyadarkan umat – umat Nabi Muhammad S.A.W dari kehidupan duniawi yang seolah membuat mereka buta, tuli, dan bisu didunia ini. Tiada pertemuan yang menggembirakan para pejalan bertemu dengan teman seperjalanan , saling ingat – mengingatkan dan saling nasehat - menasehati untuk tetap teguh dalam jalan yang benar dan lurus.
Sudah saatnya bagi kita untuk melangkahkan kaki yang sekian lama terhenti oleh bujukan nafsu dan dan setan yang menghembuskan kenikmatan – kenikmatan duniawi yang membuat kita lalai dan terhenti. Melangkahlah walau terasa berat , melangkahlah meski tertatih –tatih, lebih baik merasakan berat perjalanan didunia daripada merasakan berat perjalanan diakhirat nanti, bangkitlah teman dan mulailah langkah – langkahmu yang telah lama terhenti menuju haribaan Illahi.

Hakikat sebuah do'a

18.09 Edit This 0 Comments »
“Ya Allah berikan kami kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat, dan jauhkan kami dari api neraka “

Allah memberikan kebahagiaan padamu akan tetapi banyak dirimu berpaling kepada – Nya, aku mengatakan padamu kebahagiaan akan tetapi dirimu menganggap sebuah kesengsaraan dan penderitaan dipermukaan bumi ini, dirimu mengukur kebahagiaan dengan duniawi , seolah aku mendengar dari hati mu :

“Ya Allah beri aku kebahagiaan didunia dengan harta – harta yang melimpah, istri yang cantik dan anak yang menyenangkan”

Seandainya do’a yang kau ucapkan tiada terwujud kau berpaling daripadanya seolah aku mendengar rintihan dari hati mu :

“Ya Allah aku minta kebahagiaan kepada – Mu kesengsaraan yang kau berikan padaku adakah kau tidak mendengar do’aku.”

Aku dalam diamku mendengar bisikan dan jawaban hati – hati yang merintih dari anak adam :

“Hai manusia Aku tidak mengabulkan do’amu itu merupakan rasa sayang –Ku padamu andai Aku berikan semua yang kau inginkan niscaya kau berpaling dari – Ku tidakkah kau sadari didalam tiap do’a ada ujian yang Aku berikan padamu akan tetapi dirimu tidak menyadari, Aku ingin kau ingat pada – Ku dalam keadaanmu saat ini tiadakah kau bahagia dengan bagian yang Aku beri kepada – Mu , kau ridha dan Akupun ridha ”

Ya Allah memang Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Allah memberi kebahagiaan dalam tiap – tiap perjumpaan dengan – Nya di tiap sholat, dalam tiap puasa , dalam tiap sedekah dan amaliah yang kita lakukan dalam hidup ini, tiadakah kau bahagia diberi kemampuan beribadah didunia agar kau merasakan kebahagiaan diakhirat nantinya, kebahagiaan didunia adalah anugerah kesehatan, panjang umur yang diisi dengan beribadah kepada – Nya hidup penuh barkah dan bermakna.
Bukan kah para pendahulu – pendahulu kita berbahagia dan ridha terhadap Allah berikan kepada meraka, sedang saat ini do’a kau panjatkan belum dikabulkan kau merintih dan bersedih hati, sungguh mereka adalah suri tauladan bagi kita.

Para pendahulu kita merasa bersedih dengan terkabulnya do’a yang mereka panjatkan, mereka khawatir pahala yang Allah berikan didahulukan dibumi sedang diakhirat tiada tersisa dari pahala yang mereka kerjakan dimuka bumi. Sedang saat ini kau selalu dan selalu, mendesak dan berburuk sangka kepada Allah dengan tangisanmu, dengan kesedihanmu, dengan rintihanmu, tiadakah kau rela Allah memberikan bagianmu diakhirat nanti dan dirimu dijauhkan dari api neraka dan memasuki surga – Nya dengan aman sentausa .

“Ya Allah, lindungilah kami dari do’a kami , sesungguhnya dalam tiap do’a yang Kau kabulkan terdapat ujian bagi kami, jangan jadikan kami orang – orang yang ingkar dan berpaling kepada – Mu, jadikan kami manusia bersyukur atas pemberian dan anugerah yang Kau berikan kepada kami, Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”

Pintu gerbang perjumpaan

14.53 Edit This 0 Comments »
Ingin kukatakan padamu sesuatu yang akan membuat ingat pada Tuhan – Mu, yang kukatakan bukanlah sesuatu yang indah didengar akan tetapi banyak hikmah yang dapat kau raih didalamnya, bila kukatakan padamu hatimu akan berpaling darinya menulikan telinga yang kau punya, membutakan mata yang kau punya dan menggetarkan rasa yang ada dijiwamu.
Hidup hanyalah sepenggal kisah yang berakhir dengan kematian, kukatakan padamu janganlah dirimu khawatir akan kematian akan tetapi apa yang kau bawa menjadi bekal saat dia datang menjemput nanti sedang amalan hanya setitik .
Ya kematian tidak semua orang menyukainya semua akan menangis karenanya semua akan menjauh darinya semua ketakutan berlari daripadanya , jangan... jangan.. lari menjauh dekatlah padanya jadikan dia teman dekat ia akan memberimu sesuatu yang tak pernah terdengar oleh manusia sebelumnya yang akan membuat menjadi manusia yang bijak bestari, kala kau mengingatnya dalam hari – harimu ibadahmu akan tulus tiada pamrih, bila kamu menuliskan dalam hari – harimu kau akan bisa tuliskan ayat – ayat kehidupan yang penuh berkah indahnya tiada tara, kehidupan senantiasa berseri kala berjumpa dengan kematian yang menjemput nanti.
Semua yang datang pastilah dia akan pergi tiada tersisa dimuka bumi hanya amal yang menjadi bekal disana nanti, perjalanan kehidupan tinggal selangkah lagi marilah kita bersiap diri perbanyaklah amal untuk dirimu sendiri jangan tertipu oleh sesuatu yang mati.
Mari .. mari berjalan dijalan yang lurus bersama – sama kita menuju kesana dengan riang gembira menghadap dengan sepenuh jiwa tiada kau merasa derita dan sengsara.
Dia adalah penghapus kenikmatan yang ada dunia ini, sang pemutus silaturrahmi, yang memisahkan manusia dengan sesuatu yang disayangi, jangan berpaling darinya kau akan kehilangan cahaya , hikmah, dan kehilangan ruh dari amal – amalmu.
Dengannya kau akan merasa berbahagia dia adalah gerbang perjumpaan kekasih dengan Sang Kekasih, andai kau tiada pernah melewatinya andai kau tiada merasainya kau akan kehilangan hakikat yang hakiki yang tiada pernah kau temui sepanjang hayat nanti, dia hanyalah sebuah pintu setiap saat akan menyapamu dengan kelembutannya atau penderitaannya, kau akan melalui dengan kelembutan bila hari – hari mu yang kau isi adalah dengan kebaikan , bila kau melalui hari – hari mu dengan keburukan penderitaan yang kau rasakan ketika kau melewatinya nanti, aku hanya ingin mengatakan padamu jalan penderitaan yang kau lalui didunia pada hakikatnya jalan kebahagiaan yang kau tempuh, dunia itu bagai penjara bagi sang penempuh perjalanan menuju kepada – Nya, janganlah bersedih dan bersusah hati kau akan mendapatkan surga sebagai pengganti.
Jangan pernah iba diri bila dirimu tidak memiliki kesempurnaan duniawi hadapi hidup dengan keikhlasan hati, sesuatu yang tak kau miliki demi kebaikan dirimu sendiri yang akan menghantamu mendapatkan ridho Illahi, tiada kesempurnaan didunia ini yang kekal abadi pudar seiring berjalannya sang waktu, hakikat dari kesempurnaan adalah kekurangan dari diri sendiri , semakin dirimu merasa sempurna kau akan menyombongkan diri dimuka bumi.
Merasalah dirimu kurang kau akan disempurnakan ,merasalah dirimu tidak tahu kau akan dipandaikan, hakikat hanyalah kebalikan yang kau jalani dimuka bumi.
Kematian adalah kesempurnaan dari kehidupan yang kau jalani dimuka bumi, seandainya tiada kematian dunia akan terasa sempit dan hidup terasa menyesakkan jiwa, semua itu keselarasan dan keseimbangan yang diciptakan – Nya merupakan berkah bagi alam semesta.
Bersujud sepenuh hati dimalam yang sunyi rasakan ketentraman dalam hati, bercahayakan bintang gemintang ditemani angin malam suasana yang hening penuh kenikmatan tiada pernah manusia merasakan kecuali manusia yang beriman yang bersiap – siap menghadapi kematian.