Masa Yang Telah Berlalu

12.22 Edit This 0 Comments »
Masa lalu, engkau pergi seiring berjalannya waktu seolah kemarin hanya mimpi.

Masa lalu,tiada ingin ku mengingatmu yang membuat diri dalam jurang - jurang kesedihan tiada bertepi.

Masa lalu,ku tutup dan ku kunci rapat - rapat untuk selamanya ku buang dalam aliran sang waktu.

Masa lalu,cerita kesedihan dan kebahagiaan mengangankan kembali hanya membuang waktu sisa hidup yang terus berkurang.

Masa lalu,jangan diingat kembali seolah membedah tulang kerangka bangkai yang semerbak harumnya.

Masa lalu,mengenangnya seperti halnya membunuh diri secara perlahan seolah hidup akan tetapi jiwa telah mati.

Masa lalu,bagai istana - istana indah dan selalu ditangisi reruntuhannya yang tidak berharga lagi.

Masa lalu, meski berusaha mengembalikannya dengan bantuan jin,malaikat dan umat manusia niscaya tiada mampu menarik kembali sebab itu adalah sesuatu yang mustahil.

Masa lalu,sesuatu yang telah berakhir seiring bergeraknya roda waktu.

Masa lalu,jangan pernah menengoknya kembali,jalani hidup seperti hembusan angin dan aliran air yang selalu melaju ke depan,musafir kan terus berlalu meski badai dan ombak datang menerjang.

Bersama Malam

13.56 Edit This 0 Comments »
Malam, hanya dirimu yang menemani detik - detik dalam sepi.Tempat bersandar kala jiwa - jiwa terlelap dalam peraduan.


Malam, hanya dirimu mendekap dengan kelembutan semilir angin yang kau hembuskan menyejukkan hati dalam bimbang.Malam, ingin ku ceritakan padamu tentang hidup yang telah berlalu, kekecewaan yang meracuni hati hingga membuat pikiran berprasangka.


Malam, sungguh ku rindu namun sepatah kata tak kuasa terucap hanya sebentuk rasa dalam jiwa yang tampak dalam wajah.Hari - hari berlalu dalam pandangan hanya bulir air mata manifestasi kerinduan.


Malam, aku hanya bisa menghela nafas menahan rasa yang menghimpit kalbu dunia terasa jemu dan layu.
Malam, ku menyusuri tembok - tembok kegelapan tuk mengusir sepi yang melanda jiwa.Pandangan menunduk mengikuti langkah - langkah berharap semua hanya fatamorgana.


Malam, temani aku melalui saat - saat berat dalam hidup agar aku bisa menghadapi gelombang pasang kehidupan yang hendak menelan.Jangan kau berlalu dariku yang membuat jiwa rapuh tiada tempat pegangan yang kukuh.Dekap aku duhai sang malam agar jiwa merasa tenang sampai pagi datang menjelang.

Kala Cinta

22.21 Edit This 0 Comments »
Biarlah hari esok datang menjemput,tiada perlu takut seperti pengecut.

Biarkan detik - detik berlalu tiada perlu ragu dan merasa gugup.

Cinta andai ia datang adalah anugerah yang terindah dalam hidup.

Cinta andai ia berlalu, adalah sesuatu yang tiada perlu ditangisi, bukan saatnya ia datang dalam rengkuhan.

Cinta datang bukan pada saat yang kau inginkan akan tetapi ia datang pada saat ia inginginkan.

Tiada perlu bersedih kala diri bersua dengannya.

Cinta datang pada saat dan waktu yang tiada kau sangka.

Boleh jadi ia datang pada saat dirimu berada dalam taman - taman kebahagiaan.

Boleh jadi ia datang kala hatimu layu penuh dengan kesedihan.

Jangan pernah berharap cinta datang kepadamu bila dirimu tidak berusaha merengkuhnya disisimu.

Cinta ia akan pergi bila dirimu diam dan membawamu merasakan sejuta penyesalan.

Kejarlah cinta bila itu perlu meski dengan pengorbanan yang mampu menghancurkan hidupmu.

HIDUP JALANI SAJA..

09.19 Edit This 0 Comments »
HIDUP HANYALAH HARI INI TIAP SAAT TIAP HEMBUSAN NAFAS YANG KAU RASA

HIDUP BUKANLAH ANGAN – ANGAN ESOK HARI YANG BELUM TENTU KAU TEMUI

HIDUP TENTANG DIRIMU HARI – HARI YANG TELAH BERLALU

HIDUP HANYALAH LEMBAR –LEMBAR DARI KISAH YANG TELAH BERLALU

HIDUP JANGAN KAU HABISKAN DENGAN RASA LESU DAN LAYU

HIDUP JALANI DENGAN GAIRAH DUNIA PUN TERASA BERMAKNA

HIDUP BUKANLAH PENDERITAAN SEPERTI YANG KAU RASA ITU HANYALAH BAGIAN DARI KEHIDUPAN YANG MESTI KAU JALANI

HIDUP BIAR KAU MERASA MENDERITA ATAUPUN SUKA NIKMATI DENGAN HATI YANG TERBUKA

HIDUP APA YANG KAU JALANI SAAT INI BUKAN CERITA ANGAN – ANGAN CERITA YANG ADA DALAM PIKIRAN

HIDUP JALANI SAJA TANPA PERLU MENAFSIRI TANPA PERLU DIJELASKAN

HIDUP HANYALAH SEPENGGAL KISAH YANG PASTI BERLALU BAGAIKAN MIMPI – MIMPI DALAM TIDUR TERASA AKAN TETAPI ITU HANYALAH SEMU

HIDUP JANGAN KAU LALUI DENGAN KEDUKAAN , YANG KAU ALAMI HANYALAH SEBUAH LAKON CERITA YANG HARUS KAU JALANI

HIDUP TIDAK SEMUA SESUAI DENGAN KEHENDAK HATI MU DAN APA YANG MENJADI IMPIANMU

HIDUP JALANI SEPERTI AIR YANG MENGALIR MENGIKUTI ALIRAN –ALIRAN MENUJU KE SAMUDERA

IKUTI ALIRANNYA HINGGA KAU MENEMUKAN HIKMAH , ALIRAN ITU ADALAH JALAN –AJALN MENUJU TUHAN MU YANG SANGAT TERJAL DAN BERLIKU

HIDUP RASAKAN KETENANGAN DAN KEDAMAIANNYA DENGAN JIWA

HIDUP RASAKAN KESEJUKKANNYA MELALUI UDARA YANG BERHEMBUS DAN KEHENINGAN ALAM SEMESTA

HIDUP JALANI SEPENUH JIWA DENGAN HATI DAN PIKIRAN PENUH KESADARAN

HIDUP JALANI SAJA TANPA PERLU BERTANYA

HIDUP JALANI SAJA TANPA PERLU PIKIR PANJANG

HIDUP JALANI SAJA TANPA PERLU MENERKA –NERKA TENTANG HARI ESOK

HIDUP JALANI SAJA TANPA PERLU MENGUNGKIT KISAH YANG TELAH LALU

HIDUP JALANI SAJA TANPA MENGELUH TERHADAP APAPUN YANG MENIMPA MU

HIDUP JALANI SAJA MESKI KEBAHAGIAAN ATAUPUN KEDUKAAN MENGHAMPIRIMU TIDAK MERUBAH KEADAAN HATIMU DAN MEMBUAT LUPA DIRI

HIDUP JALANI SEPERTI MUSAFIR LALU YANG TERUS BERJALAN TANPA KENAL WAKTU

HIDUP JALANI SAJA TANPA MERASA BERAT ATAUPUN RINGAN LAKUKAN DENGAN KEIKHLASAN

HIDUP JALANI SAJA KAU AKAN MENEMUI AKHIR DARI PERJALANAN MU

Membisu

14.08 Edit This 0 Comments »
Kukatakan padamu namun dirimu diam membisu menyisakan seribu tanya

Kukatakan padamu namun dirimu berpaling tiada menghiraukan

Kehidupan telah membuatmu berpaling dariku

Kehidupan hanyalah sepenggal kisah yang akhirnya berlalu

Kehidupan hanyalah fatamorgana dan semu

Tiada sadar bukan hanya dirimu membisu

Diriku juga seperti dirimu terbuai oleh nafsu yang membuat rasa seolah membeku

Indahnya kehidupan hanyalah sesuatu yang hambar

Semakin jauh melangkahkan kaki tidak jua menemukan hakikat dari hidup sebenarnya

Kehampaan jiwa dan kesunyian hati mengiringi jam – jam dalam hidup

Ada rasa yang tidak terungkap

Kata – kata tiada mampu melukiskan suasana kalbu

Hanya dengan diam menatap bintang – gemintang

Merasakan hembusan dinginnya angin malam

Kehidupan macam apa yang kan dijalani

Semua seolah mati

Yang menghentikan langkah – langkah kaki

Bidadari Pun Ngomel

15.04 Posted In Edit This 0 Comments »
Pagi itu , kedai Cak San belum ada pelanggan yang datang. Kecuali seorang kakek tua yang bertubuh kurus dan berwajah pucat. Badannya gemetaran dan tubuhnya dibungkus sarung sampai menutup kepalanya.

“ Lagi sakit, Mbah..”

“Wajah Mbah kelihatan pucat. Mbah mungkin terserang demam..”

Kakek itu diam saja. Ketika secangkir kopi disodorkan di hadapannya , ia raih cangkir itu segera. Dan suara sruputan itu terasa nikmat sekali.

Pardi dan Dulkamdi datang bersamaan, sepulang dari jama’ah subuh masjid Raudah. Agak jauh dibelakang Kang Soleh dan rombongannya., sedang asyik berbincang . Satu per satu akhirnya mereka memasuki kedai Cak San.

Kakek tua itu menggeser pantatnya menuju sudut mendekati perapian, tempat memanggang pisang bakar. Kehadirannya terasa tak ingin diketahui oleh orang –orang itu. Tapi Dulkamdi menangkap sesuatu yang ganjil kakek itu. Wajahnya yang pucat, tapi menggambarkan senyuman bak mawar pagi.

“ Mbah.., dari mana Mbah, kok saya tidak pernah jumpa, Mbah..”

“ Dari rumahnya Gusti Allah.. Maunya, ya menuju rumah nya Allah. Tapi saya kesrimpet dijalan. Saya baru saja diomeli habis – habisan oleh para bidadari..”

Betapa terkejutnya para hadirin di kedai mendengar jawaban kakek tua itu. Sedang wajah kakek tua itu ekspresinya tetap saja dingin, seperti menyimpan rahasia terdalam.

“ Ke rumah Allah, kok mampir di kedai jelek ini Mbah..” Goda Pardi.

“ Karena saya jengkel sama bidadari itu. Jadi.. lebih baik saya ngopi di kedai ini … ngga papa kan?"

Mendengar jawaban itu , Pardi jadi penasaran. Sebab, semalaman baru saja ia diomeli istrinya, dan pagi – pagi ke kedai Cak San, siapa tahu , dapat hiburan segar yang bisa membugarkan hatinya yang kecut.

“Memang bidadari ada yang ngedumel, Mbah..”

Kakek itu tiba –tiba terdongak dan meledakkan ketawanya sampai napasnya habis. Yang tersisa adalah batu – batuk yang ngikil, akibat tersedak oleh napasnya yang hampir terhenti.

Kang Soleh yang sejak tadi sudah menaruh perhatian pada kakek tua itu, matanya tak berkedip memandangnya.

“ Pasti, si tua ini bagian dari Sirrulah.. (rahasia Allah) yang tersebar dimuka bumi..” katanya dalam hati.

“ Ya bisa ngedumel dan cemburu dan … kalau perlu kamu akan diomeli habis-habisan..”

“Memangnya , Mbah diomeli ?”

“ Wah.. wah… wah.. sudah tiga bulan ini saya tidak bisa tidur..” kata kakek tua itu, yang tidak meneruskan ucapannya.

Pardi, Dulkamdi, dan Kang Soleh terjengak mendengar kisah kakek itu. “ Saya juga tidak doyan makan, paling – paling hanya minum saja. Sekarang ini perut saya terasa lapar sekali setelah di omeli bidadari… Memang.. memang.. itu salah saya sendiri. Tapi.. memang nafsu itu.. nafsu itu..”
Orang – orang pada terdiam

“ Teruskan Mbah…” pinta Pardi.

“ Nafsu itu membuatku lalai. Aku hanya ingin istirahat sejenak denga rasa lelah yang kurebahkan, tiba tiba bidadari itu muncul. Matanya yang tajam penuh amarah dan cemburu, “ Heh , kakek tua.. baeratus-ratus tahun aku merindumu, memujamu, membayangkan drama cinta kita yang mesra dan romantic, tanpa makan, tanpa tidur.. bahkan untuk mimpi pun aku tak mau…kecuali mimpi denganmu wahai kakek tua. Kok tiba – tiba semalam kamu terlelap dalam tidurmu..sementara aku tak memejamkan matamu…” Begitu omelan bidadari itu padaku. Lalu aku terbangun, dan nafasku hampir copot. Aku ketakutan, lari kesana kemari, sampailah aku ke kedai ini….”

Pardi keliahatan bengong melompong mendengar kisah menarik kakek tua ini. Bahkan, Dulkamdi tak kuat menahan harunya, lalu air matanya mengembang dan mulutnya terkunci rapat menahan emosi yang hendak meledak dalam tangisnya.

“Mbah, sampean merindukan bidadari…”

“ Sebenarnya saya tidak membayangkanya, apalagi merindukannya. Tapi saya kasihan melihat bidadari itu. Jadinya saya kasihan pada diri sendiri. Begitu nafsuku ingin menikmati tidurku, bidadari itu mencemburuiku…”

“Okhhhhhhh… saya paham… saya paham… Mbah, tapi Mbah pasti lebih paham…” kata Kang Soleh.

Kang Soleh mendekati si Mbah itu.Ia dekatkan mulutnya ke telinganya, komat kamit membisikkan sesuatu. Ganti si kakek tua itu mendekatkan mulutnya ke telinga Kang Soleh, mulutnya komat – kamit . Lalukeduanya tertawa terbahak – bahak seperti dua orang sahabat lama yang baru saja bertemu. Entah, apa yang mereka katakana berdua itu. Wallahu A’lam.

Sumber : Kang Muhammad Lukman Hakim

Iqra’ dengan Kalbu

17.37 Posted In Edit This 0 Comments »
Pardi berkeringat basah pagi itu. Nafasnya ngos – ngosan, seperti baru dikejar raja babi hutan.

“Olahraga kok dipaksa, Di. Kalau ngga kuat istirahat dulu . Jangan langsung lari tiga kilo.. “ sindir Dulkamdi

“Olahraga gundhulmu itu, “ jawab Pardi ketus.

“Terus?”

“ Saya ini cepat –cepat lari kemari, khawatir telat ketemu orang – orang disini, terutama pada Kang Soleh, sebab kabarnya ia mau pergi ke Jakarta “

“Ada apa sih?”

Sambil meredakan nafasnya, Pardi menjawab,

“Semalam saya menghadiri diskusi dikota , Dul. Narasumbernya dari Jakarta dan Surabaya. Ada Penanya yang cukup mengagetkan . dan lebih kaget lagi , narasumbernya tidak tahu jawabannya. “

“Memangnya bertanya apa, Di. Kan biasa dalam diskusi, kalau tidak bisa jawab, ya sudah, kalau berbeda pendapat , ya wajar..”

“ Orang itu menanyakan , kapan thariqat itu dimulai di zaman Rasul? Kapan pula Tasawuf dikembangkan? Nah, saya ikut manggut – manggut saja , ingin mendengarkan bagaimana jawabannnya, soalnya saya juga ngga mengerti, kapan ya thariqat sufi dimaulai di zaman Rasul. Kalau bentuk – bentuk alamiahnya, kita tahu, Dul. Kan banyak di buku – buku . Rupanya pertanyaan ini tidak ada dalam kitab maupun buku, Dul”

“ Bener juga kamu Di. Saya juga baru mendengarnya, Di..”


Rupanya hadirin di kedai Cak San menunggu seseorang , sebab mereka juga tidak tahu, kapan sufi di mulai di zaman Rasul?

“ Nah ini biangnya Kang, saya ngga mau basa – basi. Kapan sih dunia Thariqat sufi dimulai di zaman Nabi Muhammad S.A.W ?” Tanya Pardi tiba – tiba pada Kang Soleh

“ Untuk apa kamu tanyakan itu” sahut Kang Soleh

“ Pokoknya buat kita – kita pentinglah , Kang “

“ Kalau saya beri tahu, biar kamu nanti bisa berdebat begitu?”

“ Bukan begitu Kang . Kita – kita ini juga tidak tahu Kang, kata Dulkamdi juga tidak ada di kitab kuning..”

“ Memang Di, di kitab kuning tidak ada, apalagi kitab putih . Sebenarnya , kalau kita telusuri lebih dalam lagi juga ada. Hanya saja, perlu dijelaskan dengan pandangan – pandangan yang lebih tegas lagi.”

“Betul Kang..” jawab mereka kompak


“ Begini, Singkat saja ya.. Sejak Nabiyullah dan Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, sejak saat itu beliau adalah Nabi yang Sufi dan RAsul yang Sufi. Nubuwah dan Risalah Islam tentu secara keseluruhan mengandung dimensi sufistik semuanya. Kecuali mereka yang hanya melihat Islam dari bentuk dan kulitnya saja, akan menolak semua ini. Singkatnya, sejak Rasulullah menerima wahyu pertama kali di Gua Hira’ , saat itulah secara deklaratif misi sufi menjadi substansi wahyu itu sendiri. Rasulullah merasa tidak bisa membaca. Sebab yang bisa hanyalah Allah. Namun ketika Jibril meneruskan “ Bacalah, dengan nama Tuhanmu.. dst” Rasulullah langsung membacanya.

Maksudnya, Jibril meminta membaca dengan dan bersama Tuhan. Nama Tuhan itu adalah Allah. Allah hanyalah sebuah nama bagi Tuhan. Maka Nabi pun membacanya dengan kalbunya, lalu bergemuruhlah dada Nabi dengan sebutan Allah… Allah.. Allah hingga bertahun – tahun, sampai mengalami istighraq atau jadzab , atau tenggalam dalam lautan Illahi, hingga tubuhnya menggigil. Dzikrullah , sebagai elemen utama Sufi dimulai dalam gua itu, Nah, jelas, kan?” Kata Kang Soleh mengakhiri penjelasannya.

Mereka mendengarkan dengan penuh penyimakan dan persunyian. Rasulullah menyatukan dirinya denga Asma Allah itu dalam hatinya. Artinya Rasulullah membaca dengan kalbunya. Bacaan kalbu beda dengan bacaan lisan. Bacaan kalbu adalah hasrat dan seluruh fakta kebenaran ideal yang terus bergelora.

Sumber : Kang Muhammad Lukman Hakiem

CINTA ITU SAJA

12.12 Edit This 0 Comments »
CINTA HANYALAH SEPENGGAL KISAH YANG AKHIRNYA BERLALU SEIRING BERJALANNYA WAKTU

CINTA KAU TERKUBUR DALAM KENANGAN MASA LALU INGIN MENYENTUH NAMUN TERASA JAUH

CINTA HANYA MENJADI BAYANG – BAYANG HIDUP YANG MENGIKUTI LANGKAH – LANGKAH KAKI

CINTA HANYALAH SEBUAH OBSESI DAN CITA YANG SEMU YANG MUSNAH SEPERTI DEBU TERTIUP ANGIN MENGHANCURKAN JIWA YANG RAPUH

CINTA SEPERTI API YANG MEMBAKAR RANTING MENGHANGUSKAN SELURUH TUBUH PENDERITAANNYA TERASA HINGGA DIKALBU

CINTA SEPERTI DENTING MUSIK YANG MANGHANYUTKAN JIWA PIKIRAN PUN MELAYANG DIBUAT NYA

CINTA HANYALAH KESEDIHAN SESAAT YANG AKAN TERHAPUSKAN OLEH KEBAHAGIAAN YANG DATANG PADA AKHIR PENANTIAN

CINTA KAN MEMBAWA JIWA MANUSIA PERGI BERSAMA NYA MESKI ARAL MELINTANG JALAN PUN AKAN DI TEMPUH WALAU DENGAN TUBUH YANG TIDAK UTUH

CINTA KAU MEMBUAT INSAN HILANG DIKERAMAIAN TANPA TAHU ARAH YANG AKAN IA TUJU MEMBUAT HATI TERSEDU – SEDU

CINTA SETIAP INSAN JATUH BANGUN UNTUK MENDAPATKANMU MESKI HARUS BERKORBAN NYAWA YANG KE TUJUH

CINTA BILA ITU DIRIMU KAU HANYALAH ANGAN SEMU DAN FATAMORGANA MEMBUAT BANYAK MANUSIA TERTIPU OLEHMU

CINTA SEPERTI APAKAH WUJUDMU SEBENARNYA…

APA YANG KAU INGINKAN DARI ANAK ADAM…

KADANG KAU HANCURKAN HARAPANNYA HINGGA BERKALANG TANAH HINGGA HIDUP PUN TIADA BERGUNA

KADANG KAU MEMBAHAGIAKANNYA HINGGA SUKMANYA MELAYANG HINGGA KE ANGKASA

APAKAH KEHENDAKMU TERHADAP ANAK ADAM MEREKA BUKANLAH MAINAN YANG LUCU

KINI KU TAHU KAU HANYALAH MANIFESTASI NAFSU YANG ADA DALAM TUBUH MANUSIA DAN BERCAMPUR DENGAN DARAH DAN RASANYA

CINTA ITU SEPERTI AIR JERNIH BILA KAU TIADA CAMPURKAN SEBUTIR NAFSU IA AKAN MEMANCARKAN KEBENINGANNYA

JANGAN KAU KERUHKAN CINTA DENGAN NAFSU ITU SAJA

Saat perpisahan

09.55 Edit This 0 Comments »
Jangan kau tangisi kepergianku lepaskan aku dengan rela sahabat , jangan memberatkan ruhku dengan tangismu , perjalanan didunia telah kulalui tiada derita yang kurasakan kini , semua insan akan melalui pintu – pintu gerbang perjumpaan dengan – Nya, kenanglah aku sahabat rasakan getar – getar kasih sayang persahabatanku padamu yang kan mengikatku denganmu hingga kita bersua di surga – Nya nanti.

Kini tiada penderitaan lagi yang kurasa yang mencengkeram ragaku tiap saat, tiada kelegaan yang aku alami selain menanti debar –debar perjumpaanku dengan – Nya. Sahabat, sekian banyak angan dan mimpiku dunia yang tiada terwujud tiadalah aku sesali , semua hanyalah angan semu yang tiada bermanfaat ketika aku menghadap haribaan Illahi, aku pergi dengan senyuman yang mengiringi perjalananku , hidup hanyalah sekejap mata sahabatku jangan kau sia – siakan kesempatan yang tiada aku miliki Tuhan telah merengkuh diriku di sisi – Nya aku rasakan pelukan kasih sayang – Nya yang mencabut nyawaku dengan kelembutan – Nya sebagai pengganti rasa sakit yang ku alami selama ini.

Jangan kau pernah lupakan aku sahabat aku kan selalu menanti do’a mu disana agar aku senantiasa merasakan kehadiranmu dalam alam sana, meski raga telah mati meski raga tak lagi bernyawa persahabatan kita akan abadi di dunia dan akhirat nanti, sahabat aku menantimu disini aku kan selalu merindu pertemuan denganmu agar kesunyianku di alam ini segera sirna dengan kehadiranmu di sisiku, masih ku ingat gelak tawa yang mengiringi hari – hari kita , duka lara yang telah kita lalui bersama getar – getar dan hangatnya persahabatan dirimu dan diriku , persahabatan yang telah lama kita jalin saat sebelum azali saat kitab – Nya menuliskan namamu dan namaku , aku tahu kita adalah sahabat sejati di dunia maupun diakhirat nanti.

Peluk erat diriku sahabatku dengan lantunan do’a mu padaku yang akan menghangatkan dan menerangi diriku di alam ini jangan kau biarkan aku dalam kegelapan yang mengiringi dalam hari – hariku disini , tiadakah kau ingin sahabatmu ini merasakan sebentuk persahabatan hakiki darimu, persahabatan yang telah lama terjalin jangan kau hapuskan dengan kelupaanmu padaku, jangan kau lupakan diriku disini aku kan merasa sepi sunyi sendiri tanpa mendengar lantunan do’a mu padaku. Sahabat jangan kau lupakan aku dengan kesibukanmu didunia, aku akan menjadi manusia yang paling bersedih akan putusnya jalinan persahabatan yang telah lama kita miliki, jangan lupakan aku sahabat itu akan membuatku bersedih sepanjang masa.

Sahabat yang aku khawatirkan pada dirimu ketika bersua dengan jiwa – jiwa yang baru dan kau memiliki belahan jiwa yang baru yang membuatku merana disini tanpa pendar – pendar persahabatan darimu sunyi sepi , kegelapan yang abadi kurasa di alam ini. Sahabat masih kurasakan dekap hangat dirimu yang masih kurasakan dalam ruhku ini yang tiada ku lupa meski kau melupakan aku suatu saat nanti. Aku akan menanti mu disini di gerbang surgawi dengan sejuta rindu dan cinta yang ada dalam ruhku ini, aku akan menanti dalam setiap saat dalam hari – hari ku dialam ini, seandainya tiada kabar darimu aku akan meminta kepada Tuhan ku untuk menyampaikan salam rinduku padamu melalui mimpi – mimpi dalam malammu.

Sahabat aku berlalu dari hari – harimu, tersenyumlah sahabat itu yang kuingin darimu , senyum yang akan ku ingat selalu, senyum persahabatan saat – saat perpisahan antara dirimu dan diriku. Aku hanya meminta kepadamu tersenyum dalam setiap keadaan , jangan pernah mengeluh menghadapi cobaan yang kau jalani, bukankah kau mendengar lagunya dewa 19 sahabat ku “ hadapi dengan senyuman apa yang kan terjadi biarlah terjadi.. dst “ inilah ujian terberat bagiku sahabatku daripada sakit yang menderaku , perpisahan antara dirimu dan diriku yang semua pasti terjadi, jangan biarkan dirimu larut dan hanyut dalam kesedihan yang membuatku bersedih dialam sana, bukankah dirimu rela Tuhan telah melebur dosa – dosaku melalui sakit yang kualami didunia , aku telah rela pada – Nya dan aku yakin Dia pun rela padaku, aku harap kau pun begitu.

Selamat tinggal sahabat aku akan menanti dirimu di gerbang surga – Nya dengan sejuta rindu di ruhku yang suci.

Kidung sunyi

08.37 Edit This 0 Comments »
Ketika sunyi menjadi teman abadi, kemana diri akan pergi ditemani gelapnya hari yang selalu menyelimuti jiwa ini.

Bintang gemintang pun tiada bersinar kembali terhijab oleh kegelapan cahayanya yang penuh pesona kini tiada tampak lagi.

Sang rembulan tiada lagi tersenyum tampak olehku wajahnya yang bermuram durja , berduka memandang kegelapan yang menguasai hari.

Sunyi senyap hanya desir angin malam yang masih terasa dan kudengar melalui telinga. membisikkan kabar duka yang ada di semesta ini.

Tiada kata yang bisa kurangkai melukiskan kegelapan yang menguasai jiwa hinggi kini masih kurasa cengkeramannya mengakar di jiwa raga.

Kemana diri akan pergi padahal ia teman yang sejati. Gelap gulita tiada henti seiring berputarnya roda – roda zaman yang datang silih berganti.

Tiada beda bagiku siang ataupun malam hanya gelap mengikuti setitik cahaya yang hampir punah, terantuk oleh kerikil – kerikil tajam , lubang - lubang kegelapan mengintai menjerumuskan jiwa dalam gelap pekat tiada bertepi.

Kemana diri akan pergi padahal ia adalah teman yang sejati yang senantiasa menemani hari – hari, kuusir ia pergi namun ia selalu kembali mengikuti langkah – langkah kaki setiap saat mengintai tiada henti.

Perjalanan diiringi gelap dunia berkawan angin malam dan debu yang beterbangan , jalan tertatih menuju kampung yang hakiki.

Tiada kata yang terlintas mengungkap suasana hati yang menyelimuti perjelanan dimuka bumi , kampong penderitaan ku jalani demi menuju kampung yang hakiki kampung kebahagiaan yang sejati.

Berkawankan sunyi ditengah hari bersahabat kehampaan ditengah malam , perjalanan masih belum berhenti hingga nafas tiada berhembus kembali.