Perjalanan yang terhenti

13.04 Edit This 0 Comments »
Dalam diam ku menatap mentari hampa terasa, sekian lama kaki melangkah menuruti nafsu pribadi betapa banyak dosa – dosa yang kujalani yang memberatkan jiwa ini, tiada terasa waktu berlalu dan zaman pun berganti tiada bekal yang ku persiapkan didunia ini. Masih teringat manusia mengatakan “jalani hidup seperti air mengalir” , memang kita hanyalah setitik air yang merindukan samudera. Hidup adalah sebuah perjalanan jiwa untuk menghadap sang Khalik , kita hanyalah setitik debu dialam semesta yang akhirnya hilang tertiup angin.
Tiadakah mereka sadari sebenarnya kitalah air itu yang tercipta dari setetes air mani yang akhirnya kembali kepada – Nya , mereka mengatakan jalani hidup seperti air mengalir akan tetapi mereka tiada mempersiapkan diri untuk kembali kepada Illahi, betapa hari – hari sibuk dengan gemerlap nya dunia seolah hidup dalam jangka waktu yang lama, tiada bekal yang dibawa dari dunia melainkan hanya sedikit.
Kita mencari karunia – Nya disiang hari hanya sekedar untuk hidup didunia dan menjalankan amanah dari Illahi, betapa sayang hidup didunia tanpa makna yang berarti dan sia – sia dari waktu yang kita jalani.
Pada hakikatnya kita seperti air begitu jernih dan begitu suci akan tetapi sedikit sekali yang menyadari hakikat diri pribadi, seandainya mereka menyadari mereka akan berbondong – berbondong untuk mengembalikan pada fitrah yang sejati , akan tetapi sayang setan dan nafsu telah menguasai dengan godaan – godaan dunia membuat mereka lupa akan diri pribadi, sungguh perjalanan didunia sangatlah berat banyak godaan yang harus dilalui hingga banyak yang lalai akan kewajiban yang dijalani.
Aku hanya bisa berdo’a semoga Allah menyadarkan umat – umat Nabi Muhammad S.A.W dari kehidupan duniawi yang seolah membuat mereka buta, tuli, dan bisu didunia ini. Tiada pertemuan yang menggembirakan para pejalan bertemu dengan teman seperjalanan , saling ingat – mengingatkan dan saling nasehat - menasehati untuk tetap teguh dalam jalan yang benar dan lurus.
Sudah saatnya bagi kita untuk melangkahkan kaki yang sekian lama terhenti oleh bujukan nafsu dan dan setan yang menghembuskan kenikmatan – kenikmatan duniawi yang membuat kita lalai dan terhenti. Melangkahlah walau terasa berat , melangkahlah meski tertatih –tatih, lebih baik merasakan berat perjalanan didunia daripada merasakan berat perjalanan diakhirat nanti, bangkitlah teman dan mulailah langkah – langkahmu yang telah lama terhenti menuju haribaan Illahi.

0 komentar: